Koes Ploes ( Sejarah Singkat )
—
Sabtu, 03 Maret 2018
—
Add Comment
—
Info Musik
Koes Plus adalah grup musik legenda yang pernah mengharu
birukan balantika music Indonesia yang dibentuk pada tahun 1969. Koes Ploes
yang semula bernama Koes Bersaudara menjadi grup musik yang sangat fenomenal
pada dasawarsa 1970-an. Grup ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan
rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil
di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal Yon
yang aktif.
Grup yang berasal dari Kelurahan Sendangharjo, Tuban, Jawa
Timur ini merupakan alumnus SMK Negeri satu Tuban dan pada akhirnya menjadi
pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya
yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang
garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.
Sekilas Sejarah
Lebih dari lima puluh tahun yang lalu tepatnya pada Kamis 1
Juli 1965, sepasukan tentara Komando menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok
Koeswoyo lalu mengurung mereka di penjara Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas
kesadaran sendiri, datang menyusul. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih
"mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara
tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu
The Beatles yang dianggap sebagai suara kapitalis yang bisa meracuni moral anak
anak muda.
Sebuah tuduhan yang sengaja di layangkan oleh Pemerintah
agar mereka tidak menjadi penjiplak karya orang lain, “jangan memainkan musik
"ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu. Dari dalam
bui Koes Bersaudara justru mendapat spirit Nasionalisme tulen yang baru.
Penjara membuat mereka menghasilkan lagu-lagu karya mereka sendiri ( tidak
Njiplak lagi ). Lagu lagu tersebut sampai saat sekarang tetap enak untuk
dinikmati. Seperti "Di dalam Bui", "jadikan aku dombamu",
"to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29
September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa
alasan yang jelas.
Belakangan setelah Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara
yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa
acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada akhir 2008 bahwa di balik penangkapan
mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dalam sebuah operasi
Kontra Intelejen guna mendukung gerakan Ganyang Malaysia.
Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus
Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang
sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku
Sendiri” dan masih banyak lagi. Koesnomo (Nomo), selain bermusik juga mempunya
pekerjaan sampingan sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang
membuat Nomo harus memilih: tetap bermusik bersama Koes Bersaudara atau keluar.
Nomo memilih opsi terakhir dan diikuti oleh adiknya Koesroyo
(Yok).
Dengan keluarnya dua anggota Koes Bersaudara yakni Koesnomo
(Nomo) dan Koesroyo (Yok), Koes Bersaudara pun usai. Tonny yang terus ingin
bermusik menggamit dua musisi masing-masing oleh Kasmuri (Murry) dan Totok AR,
pemain bass group Philon. Band ini memakai nama Koes Plus, artinya plus dua
orang di luar dinasti Koeswoyo: Totok A.R dan Murry.
Lagu-lagu Koes Bersaudara lebih menonjolkan harmonisasi
vokal ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding
lagu-lagu Koes Plus. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo
(anggota tertua dari kelompok musik Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara
harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah
musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.
0 Response to "Koes Ploes ( Sejarah Singkat )"