Infoku..Infomu..Info Kita..

Kata-Kataku

Kedewasaan seseorang pendaki dalam bersikap melambangkan cahaya bathin seorang manusia yang sedang mencari ilmu & pengetahuan tentang kebenaran hakiki melalui pengalaman pendakian di setiap sisi kehidupannya.

Tingginya gunung kadang merendahkan budi pekerti seseorang. Dalamnya laut kadang mendangkalkan akal pikir seseorang. Derasnya arus kadang menderaskan ego & kesombongan seseorang. Curamnya tebing dan jurang kadang memisahkan kebenaran dari hati nurani seseorang. Dalamnya gua kadang menggelapkan perilaku seseorang. Lebatnya belantara kadang menyuburkan kejahatan seseorang. Banyaknya ilmu kadang banyak membodohi hidup seseorang. Banyak banyaklah ingat dan introspeksi sebab alam telah mengingatkan kita untuk selalu waspada dan introspeksi.

Para pendaki yang telah mengenal sifat-sifat dan potensi dirinya, akan selalu mawas diri, waspada serta tak akan meninggalkan nilai-nilai hakikat penciptaannya sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Mustahil seorang pendaki dapat menjaga dan melestarikan nilai nilai keindahan jika ia sendiri tak mengerti dan tak dapat menjaga dirinya sendiri dari haq dan tangung jawabnya dalam penciptaan.

Pecinta alam adalah pribadi pribadi yang mampu menyelaraskan diri dengan hukum keseimbangan, memahami hukum sebab akibat serta menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalam mengisi hak dan kewajibannya di alam ini. Tidak akan lahir seorang pecinta jika dia sendiri tak pernah mampu untuk mencintai, menyayangi serta merawat dirinya dalam berbagai kesempatan yang ada.

Alam dan cinta adalah cermin keseimbangan yang sempurna, barang siapa mampu menjaga cinta dan keseimbangan hidup didalam dirinya maka dia akan mampu menyelaraskan hidup dan cintanya dengan kesimbangan alam.

Seganas ganasnya alam tak lebih ganas dari kerakusan dan keserakahan manusia dalam mengeksplorasi alam.

Air jernih yang mengalir dari puncak gunung akan keruh ketika sampai dimuara disanalah samudra akan menetralkannya kembali dan menerbangkannya ke angkasa dalam bentuk uap uap air serta menjatuhkannya kembali sebagai butiran butiran hujan yang jernih di puncak-puncak gunung sebagai mata air kehidupan. ( sirkulasi hidup )

0 Response to "Kata-Kataku"