Jemblongan UI
—
Minggu, 04 Maret 2018
—
Add Comment
—
Cerita hantu
“Mendadak motorku terasa berat, sekilas nampak bayangan hitam duduk dibelakang jok motorku, bulu kudukku langsung meremang dan hawa dingin tiba tiba menusuk tajam. “
Malam itu sehabis hujan lebat aku berpamitan pulang kepada teman teman. Entah pukul berapa yang jelas sudah lewat tengah malam. Hawa dingin sehabis hujan serta sepinya suasanan jalan tidak membuat roda roda motorku berhenti berputar. Entah kenapa aku ingin sekali pulang malam ini.
Padahal suasana di rumah kawanku masih cukup hangat. Candaan serta kepulan asap rokok masih cukup tebal memenuhi ruang tamunya. Entahlah mungkin memang aku harus alami kejadian kurang menyenangkan tersebut.
Suasana sepi setelah hujan memang agak menegangkan..Hmmm bukan masalah hantu yang aku pikirkan tetapi hantu hantu kepala hitam yang kerap melakukan tindak kejahatan. Sepanjang jalan pikiranku melayang kepada hal hal yang membuatku menjadi lebih waspada. Rasa takut memang ada tetapi keinginan untuk tidur diatas kasur empukku mengalakan semua itu.
Tak terasa dari Cagar Alam kini motorku melintasi Depok Satu. Sempat terlintas didalam benakku untuk melewati jalan Margonda Raya tetapi entah knapa ketika tiba di pertigaan Depok Utara motorku malah lurus menuju arah Kukusan..Ahh ada rasa ingin memutar balik arah motorku tetapi lajunya tetap saja lurus kedepan. Sudahlah kata hatiku..Malam memang cukup sepi tetapi kekkhawatiran tentang razia polisi karena pajak motorku mati membuat tetap laju roda motorku melintasi wilayah Depok utara.
Disaat tiba di pertigaan Kukusan anehnya aku malah membelokkan sepeda motorku menuju areal kampus UI. Yaa memang melewati kampus UI bisa memotong jarak tempuh dari titik ini sampai dengan rumahku. Bodo amatlah pikiranku..Lewat kukusan lebih jauh juga tidak kalah seram dengan lewat kampus UI. ( dulu masih bebas melintasi kawasan UI )
Jujur begitu melintasi gerbang masuk UI dan memasuki areal stadion bulu kudukku sudah meremang tajam, sempat terbersit untuk balik arah tapi lagi lagi kata kata nangunng karena sudah sampai diareal ini membuat motorku terus melaju santai. Hem benar saja.
Disaat mulai melintasi areal stadion menuju arah pintu keluar Ui tiba tiba motorku terasa berat, sekilas nampak bayangan hitam melayang duduk di jok belakang sepeda motorku. Halah mau copot rasanya jantungku..Tanganku mendadak lemas tetapi akal sehat masih tetap berjalan dengan baik. Aku kendalikan pikiranku sendiri. Sementara sepasang tangan pucat dan dingin nampak mulai memegang bahuku.
Gas aku ulur, laju motor aku perlambat, pertarungan hebat antara takut dan nekat menjadi kekuatan yang luar biasa aku rasakan. Hmmm dengan bahasa yang sedikit kasar aku lemparkan perkataan. “kalo mau numpang yang sopan lah, jangan bikin kaget orang.” Dasarnya kuntil bukannya jawab malah cekikikan. Ha ha ha..Jujur bukan sok berani aku, tapi mau gimana lagi ngadepin penumpang yang tak diundang ini. Ngebut bahaya…dan celaka itu maunya. Nggak ngebut lama lama gerah juga.
Dari pada ribet mikirin dia mending kendalikan aja hati dan pikiran ucapku. Waktu tempuh yang cukup singkat antara stadium UI dengan gapura UI terasa sangat lama. Karena laju motor memang aku perlambat.
Entahlah seperti apa aku saat itu, tetapi setelah melewati gapura UI menuju jemblongan UI ( turunan UI ) motorku sudah ringan kembali..hmmm ternyata penumpang gelap tersebut sudah tidak ada lagi…Lega rasanya hatiku. Ketika tiba dirumah akau malah gak bisa tidur, terbayang terus sesosok wanita berambut panjang dan berpakaian merah yang membonceng motorku malam itu. Niatnya mau tidur nyenyak malah gak bisa tidur semaleman. ( true stories hantu jemblongan UI )
0 Response to "Jemblongan UI"