Infoku..Infomu..Info Kita..

Ibnu Al Arabi


Banyak syair Ibnu Arabi yang menjebak pembaca awam pada pemahaman yang salah dan akhirnya akan menghujatnya. Padahal jika ditelisik lebih dalam dengan pemahaman cinta sejati kita akan menemukan arti dari setiap makna yang tertulis didalam kesadaran laku lampah dan ungkapan cinta kita didalam perjalanan hidup sehari hari.

Gimana sih bentuk syairnya ? yuk mari kita baca beberapa diantaranya yang terkenal.

Aduhai, Dia yang melihatku dan aku tidak melihat-Nya Betapa sering aku melihat-Nya Dan Dia tidak melihatku’

Mendengar syair ini mereka marah. Kata mereka :

“Bagaimana Tuhan tidak melihat dia. Ibnu Arabi segera menjelaskannya dengan manis:
Aduhai Dia yang melihatku pendosa
Tetapi aku tidak melihat-Nya marah
Betapa sering aku melihat-Nya pemurah
Meski Dia tidak melihat aku minta ampun.

Atau syair yang diungkapkannya pada kesempatan yang lain :

Dia memujiku, aku memuji-Nya Dia mengabdi padaku, aku mengabdi padanya.
Mereka juga marah. Bagaimana mungkin Tuhan menyembah dia. Ibnu Arabi segera menerangkan. Arti “Dia memujiku” adalah Dia senang karena aku taat pada-Nya, dan arti “Dia mengabdi padaku” adalah Dia mengabulkan doaku.

Para sufi besar selalu mengemukakan hadits Qudsi yang sangat terkenal, tentang alasan Tuhan menciptakan manusia dan alam semesta. “Kuntu Kanzan Makhfiyyan fa Ahbabtu an ‘Uraf, fa Khalaqtu al Khalq, Fa bihi ‘Arafuni” (Aku adalah Simpanan berharga yang tersembunyi. Aku ingin sekali dikenal. Lalu Aku ciptakan makhluk. Maka dengan itu mereka mengenalku”. Jadi Tuhan menciptakan alam semesta karena dia Mencintai-Nya dan

Dia ingin dicinta. Dan Cintalah yang menyatukan segala yang terserak.

Terkadang sangat sulit memahami kata kata para sufi jika kita tidak menundukan hati kita pada kekuatan makna dari tulisan itu sendiri, sering kali kita terjebak didalam penafsiran singkat tanpa mampu menyelami makna luas yang tersimpan dibalik kata kata yang sarat kontoversi dibalik kesejatian diri sang penulis. Ibarat Pelaut mereka tidak akan pernah menjadi pelaut jika tak pernah mengarungi luasnya samudra biru didalam hidupan


0 Response to "Ibnu Al Arabi"